Vowles Soroti Trauma Red Bull Albon, Sebut Sainz Punya Tuntutan Tinggi. - Slotbom Slot Online

slotbom Bos Williams, Vowles, meninjau kembali dampak buruk era Red Bull terhadap Albon dan memuji bagaimana kolaborasi dengan Sainz berhasil memulihkan performa dan mental sang pembalap.

Musim F1 2025 menjadi titik balik bagi Alex Albon; performa gemilangnya di urutan kedelapan klasemen (70 poin) jauh melampaui rekan setimnya, Carlos Sainz (31 poin). Keberhasilan ini membuat James Vowles kembali merenungkan perjuangan panjang pembalap Inggris-Thailand tersebut.

Dalam podcast 'Business of Sport', Vowles mengenang bahwa kepercayaan diri Alex Albon terkikis saat di Red Bull Racing karena kesulitan mengemudikan mobil yang dirancang sesuai spesifikasi Max Verstappen. Kegagalan ini sempat membuatnya keluar dari F1 sebelum Williams membawanya kembali.

Menurut James Vowles, yang mengenal Albon sejak 2016 di Mercedes, pembalap itu selalu "sangat cepat," tetapi masalah utamanya adalah kurangnya keyakinan diri; ia "tidak mengerti seberapa bagus dia sebenarnya."

Vowles mengenang bahwa saat tiba, Alex Albon kurang percaya diri akibat sistem Red Bull. Vowles kemudian menjadikan prioritasnya untuk "menciptakan perisai" di sekeliling Albon demi meyakinkannya bahwa ia adalah salah satu pembalap terbaik, memberinya dukungan untuk berkembang.

Kerja keras itu kini terbukti. Albon menunjukkan konsistensi tinggi dalam kualifikasi maupun balapan, yang tidak ia miliki di Red Bull, dan mampu mengeluarkan kemampuan terbaik dari mobil Williams untuk mengamankan poin. login slotbom

Menurut Vowles, bakat Albon kini didukung oleh kepercayaan diri yang memungkinkannya tampil optimal di setiap balapan. Ia menyebut perannya hanya sebagai pendukung, memastikan Albon tidak jatuh saat menghadapi masa sulit agar progres tim terus berlanjut.

Vowles turut menyinggung Carlos Sainz, yang meski secara poin tertinggal dari Albon karena kesialan, telah membuktikan daya saingnya dengan satu podium. Menurut Vowles, Sainz menunjukkan karakter yang sangat pasti.

Bos Williams ini menjelaskan bahwa Sainz sangat terampil mengelola situasi sulit: ia marah pada hari Senin (sebagaimana mestinya), namun pada hari Selasa sudah proaktif menghubungi tim untuk merencanakan peningkatan. Vowles merasa tugasnya sebagai penasihat menjadi mudah berkat kolaborasi kedua pembalap tersebut.

Kolaborasi Albon yang semakin matang dan Sainz yang cepat beradaptasi memberikan Williams salah satu line-up terbaik mereka. Menurut Vowles, pencapaian ini terutama didorong oleh keberhasilannya memulihkan keyakinan diri Albon yang sempat hancur oleh pengalaman Red Bull.