Sinner ingin "hapus" final Roland Garros dari ingatan - Slotbom Slot Online
Sinner ingin "hapus" final Roland Garros dari ingatan
Slotbom - Petenis Italia Jannik Sinner mengaku ingin “menghapus” dari ingatannya kekalahan dramatis di final Roland Garros 2025 melawan Carlos Alcaraz, setelah bertarung habis-habisan selama 5 jam 29 menit di pertandingan yang kini tercatat sebagai final terpanjang dalam sejarah turnamen tersebut.
Sinner, yang sempat unggul dua set dan mendekati kemenangan, harus menerima kenyataan pahit setelah kalah di tie-break set kelima. Ia nyaris meraih gelar Grand Slam keempat sekaligus gelar perdananya di Roland Garros, namun harus mengakui ketangguhan rival mudanya.
“Saya senang bisa bermain di level setinggi ini. Secara keseluruhan, saya tetap puas dengan turnamen ini. Tapi, kekalahan ini jelas menyakitkan,” ujar Sinner dalam konferensi pers usai laga, seperti dilansir ATP, Senin (9/6).
Petenis 23 tahun itu mengaku tidak mudah membicarakan kekalahan tersebut, tetapi ia menekankan pentingnya tetap fokus pada perkembangan diri.
“Tidak banyak yang bisa dikatakan sekarang. Tapi saya bangga dengan bagaimana kami terus mencoba berkembang setiap hari dan menempatkan diri di posisi seperti ini. Ini pertandingan tenis level tertinggi, dan saya bersyukur bisa jadi bagian dari momen seperti ini — meskipun akhirnya menyakitkan,” tambahnya.
Sinner tampil luar biasa di awal laga. Ia memimpin dua set dan sempat unggul 5-3 di set keempat, memberi harapan besar bagi publik Italia. Namun Alcaraz menunjukkan mental baja, bangkit dan menyamakan kedudukan menjadi 5-5, lalu merebut set tersebut melalui tie-break yang menegangkan. Momentum berpindah ke tangan petenis Spanyol itu hingga akhirnya menutup pertandingan dengan kemenangan. Slotbom Login
Saat ditanya bagaimana ia mengatur ulang emosinya di tengah situasi pertandingan yang terus berubah, Sinner menjawab:
“Saya berusaha melupakan setiap set dan memulai dari awal lagi. Di turnamen Grand Slam, itu adalah kunci. Tentu saya kecewa dengan set keempat, terutama saat gagal memanfaatkan match point dan kehilangan servis. Tapi secara mental, saya tetap bertahan. Saya tidak memberinya poin mudah. Ketika pertandingan selesai, ya, semuanya berakhir di situ.”
Kekalahan ini memperpanjang catatan buruk Sinner di set kelima menjadi 6 kemenangan dan 10 kekalahan, dan ia juga belum pernah menang di laga yang berdurasi lebih dari 3 jam 50 menit (0-7).
Meski begitu, secara fisik, Sinner mengaku baik-baik saja.
“Tentu saya lelah, begitu juga dia. Itu pertandingan yang sangat menguras fisik dan mental. Tapi saya tetap bangga bisa bertanding di level setinggi ini. Pertandingannya luar biasa. Sekarang, saya hanya ingin mengambil sisi positifnya dan terus maju. Itu satu-satunya jalan.”
Kemenangan ini membuat Alcaraz mengoleksi gelar Grand Slam kelima, sekaligus memperkuat keunggulannya atas Sinner dalam head-to-head menjadi 8-4. Pertemuan keduanya di final French Open ini disebut sebagai duel terbaik mereka sejauh ini, mengingat kualitas permainan dan intensitas emosional yang ditampilkan.
Sinner juga berbagi pandangannya soal rivalitas dengan Alcaraz, yang disebut-sebut sebagai generasi penerus era emas tenis dunia.
“Setiap rivalitas punya ciri khas. Permainan sekarang lebih cepat, lebih fisik. Sulit membandingkannya dengan era Roger, Rafa, dan Novak. Tapi saya cukup beruntung bisa bermain melawan mereka — meski belum pernah melawan Roger di Grand Slam. Butuh banyak hal untuk bisa mengalahkan mereka.”
“Saya merasakan hal yang serupa dengan Carlos. Kami punya persaingan yang sehat dan sangat positif bagi perkembangan tenis dunia. Pertandingan seperti ini bagus untuk olahraga kami dan untuk para penonton. Atmosfer hari ini luar biasa, dan menjadi bagian dari itu sungguh spesial.”
Meski gagal membawa pulang trofi, Jannik Sinner menunjukkan ketangguhan mental dan semangat kompetitif yang tinggi. Bagi para pecinta tenis, rivalitas antara Sinner dan Alcaraz kini menjadi salah satu yang paling ditunggu di masa depan.
Link Alterantif : Slotbom